Rahasia di Balik Dunia Fantasi Ghibli: Inspirasi Dongeng yang Tak Terduga

- September 03, 2024

Studio Ghibli, yang dikenal sebagai pencipta film-film animasi legendaris seperti Spirited Away dan Princess Mononoke, telah sukses menciptakan dunia fantasi yang selalu bikin kita susah lupa. Tapi, tahukah kamu kalau banyak film Ghibli yang ternyata terinspirasi dari dongeng klasik dari berbagai belahan dunia? Artikel ini bakal ngungkap rahasia di balik kesuksesan Ghibli dan cerita-cerita dongeng yang jadi inspirasinya.

Spirited Away dan Alice in Wonderland

Spirited Away dan Alice in Wonderland

Spirited Away dan Alice in Wonderland adalah dua kisah klasik yang sudah memikat imajinasi anak-anak selama bertahun-tahun. Ternyata, ada benang merah tak terduga di antara keduanya yang mungkin belum disadari oleh para fans Ghibli. Perjalanan Chihiro di Spirited Away sangat mirip dengan petualangan Alice di Alice in Wonderland karya Lewis Carroll. Bahkan, saat Hayao Miyazaki bikin daftar 50 buku anak-anak favoritnya, Alice in Wonderland masuk di dalamnya.

Walaupun Spirited Away punya cerita dan visual yang berbeda, tema dan pesan utamanya cukup mirip. Sama seperti Alice dan Dorothy dari The Wonderful Wizard of Oz, Chihiro adalah gadis muda polos yang tersesat di dunia roh yang penuh kejutan setelah orang tuanya secara nggak sengaja makan makanan roh dan berubah jadi babi. Dalam bahasa Jepang, Spirited Away disebut Sen to Chihiro no Kamikakushi, di mana "kamikakushi" merujuk pada seseorang yang tiba-tiba hilang atau dibawa pergi oleh roh, mirip dengan Alice yang mengikuti White Rabbit dan jatuh ke Wonderland.

Selama menjelajahi dunia roh itu, Chihiro ketemu dengan berbagai roh dan makhluk misterius yang kadang terlihat seperti hewan. Dia juga berteman dengan Haku, seorang anak laki-laki yang bisa berubah jadi naga, yang perannya mirip dengan Cheshire Cat. Chihiro juga bertemu karakter-karakter unik lainnya, seperti Kamaji, manusia mirip laba-laba yang mengoperasikan ruang ketel di pemandian, yang mirip ulat dari Alice in Wonderland. Ada juga Boh, bayi besar yang manja dan mirip dengan si kembar Tweedledee dan Tweedledum.

Perbandingan yang jelas lainnya adalah antara Yubaba, pemilik pemandian yang suka mengatur dan mendominasi, dengan Ratu Hati yang kejam. Yubaba mengubah nama Chihiro dan berencana untuk membuatnya lupa siapa dirinya agar bekerja selamanya di pemandian itu. Tapi, dengan keberanian dan bantuan teman-temannya, Chihiro akhirnya bisa pulang ke dunia manusia, mirip dengan Alice yang terbangun dari mimpinya.

Howl’s Moving Castle dan Beauty and the Beast

Howl’s Moving Castle dan Beauty and the Beast

Howl’s Moving Castle adalah adaptasi dari novel fantasi Inggris tahun 1986 dengan judul yang sama. Penulisnya, Diana Wynne Jones, sebenarnya menulis tiga buku untuk seri tersebut. Dua buku lainnya adalah Castle in the Air dan House of Many Ways. Jones juga menulis Earwig and the Witch pada tahun 2011, yang kemudian diangkat jadi film animasi 3DCG pertama Studio Ghibli yang dirilis tahun 2020.

Walaupun Howl’s Moving Castle versi Ghibli cukup setia pada cerita aslinya, mereka tetap menambahkan imajinasi yang khas. Selain dari novel Jones, film ini juga punya aura yang mengingatkan kita pada kisah Beauty and the Beast.

Sophie Hatter, seorang gadis muda yang pemalu, dan Howl Pendragon, seorang penyihir yang sombong, adalah dua karakter yang mengalami perubahan besar sepanjang cerita. Kutukan yang menimpa Sophie memaksanya keluar dari zona nyaman dan jadi lebih mandiri. Sementara itu, Howl belajar untuk melepaskan egonya setelah bertemu Sophie. Mereka berdua menemukan kekuatan dalam diri masing-masing dan tumbuh bersama lewat cinta dan persahabatan. Sama halnya dengan Belle dan Beast, yang awalnya saling menjauhi karena penampilan fisik, tapi akhirnya menemukan cinta sejati yang melampaui fisik.

Paralel lain yang bisa diambil dari cerita ini adalah Turnip Head, yang di akhir film berubah jadi Pangeran Justin setelah mendapatkan ciuman dari Sophie. Seperti pelayan istana dalam Beauty and the Beast yang berubah jadi benda-benda ajaib, Pangeran Justin dikutuk untuk hidup sebagai orang-orangan sawah.

Ponyo dan The Little Mermaid

Ponyo dan The Little Mermaid

Ponyo punya inspirasi yang lebih langsung dari dongeng, sebagai adaptasi bebas dari cerita Hans Christian Andersen tahun 1837, The Little Mermaid. Ponyo dan The Little Mermaid adalah dua kisah klasik tentang makhluk laut yang mendambakan hidup di daratan. Keduanya menawarkan cerita tentang cinta, keluarga, dan kekuatan alam. Studio Ghibli, dengan gaya visual yang khas dan cerita yang mendalam, berhasil memberikan sentuhan unik pada kisah The Little Mermaid versi Ponyo.

Sosok Ponyo, putri ikan yang ingin jadi manusia, mengingatkan kita pada Ariel, putri duyung yang jatuh cinta pada seorang pangeran manusia. Mereka rela mengorbankan segalanya demi cinta. Tapi, Ponyo menawarkan perspektif yang lebih luas tentang hubungan manusia dengan alam dan dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan.

Ponyo juga menyajikan kisah yang lebih ramah anak dibandingkan The Little Mermaid. Persahabatan antara Ponyo dan Sosuke jadi fokus utama cerita. Mereka berdua belajar tentang pentingnya persahabatan, keluarga, dan keberanian.

The Secret World of Arrietty dan Thumbelina

The Secret World of Arrietty dan Thumbelina

The Secret World of Arrietty diadaptasi dari serial buku fantasi anak-anak, The Borrowers, yang ditulis oleh Mary Norton pada tahun 1952. Dalam novel itu, keluarga kecil Clock diam-diam tinggal di dalam dinding sebuah rumah yang didasarkan pada rumah masa kecil Norton.

Dalam versi Ghibli, seorang anak laki-laki bernama Sho menghabiskan musim panasnya bersama bibi dan ibunya saat ia melihat Arrietty kecil dan ayahnya dalam misi "meminjam" beberapa lembar tisu dari meja samping tempat tidurnya.

Ada banyak dongeng dan cerita rakyat yang menampilkan makhluk-makhluk kecil dan peri, seperti Arrietty, dan Thumbelina adalah salah satunya. Karya klasik lainnya dari Andersen ini bercerita tentang seorang gadis kecil yang lahir dari bunga tulip dan menjalani petualangan yang menakjubkan.

Sementara itu, Jepang juga punya kisah tentang manusia mungilnya sendiri, Issun-boshi, seorang "samurai berukuran satu inci" yang, seperti Thumbelina, lahir dari keinginan sepasang suami istri tua yang ingin punya anak. Dalam dongeng itu, Issun-boshi mengarungi sungai menggunakan mangkuk nasi sebagai perahu dan sumpit sebagai dayung.

Arrietty, Thumbelina, dan Issun-boshi menunjukkan kepada kita bahwa tidak peduli ukuran atau kekuatan, kamu tetap bisa mengatasi rintangan besar.

Selain contoh-contoh ini, masih ada beberapa film Studio Ghibli lainnya yang merupakan adaptasi langsung dari novel dan cerita rakyat. The Tale of Princess Kaguya adalah penceritaan ulang dari cerita rakyat Jepang klasik yang terkenal.

Sementara itu, beberapa judul film Ghibli lainnya, seperti Kiki’s Delivery Service, Tales from Earthsea, dan Nausicaä of the Valley of the Wind diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Para penggemar bisa menikmati membaca inspirasi di balik keajaiban film Ghibli dalam artikel ini untuk membandingkan perbedaannya dan mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang dunia karakter favorit mereka.


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search